Monday, 23 June 2014
Hasan Aboud mengatakan bahwa visinya tentang negara Islam di Suriah
merupakan bagian dari masa depan di mana negara mayoritas kaum muslimin
menjadi satu. Ketika beliau ditanya tentang hak-hak minoritas, Aboud
mengatakan "bahwa sistem Islam tidak sama dengan yang di Barat, tetapi
kami memiliki sistem khusus aturan yang menjamin hak, kewajiban dan
keadilan bagi semua".
Adapun mengenai konferensi internasional yang diusulkan untuk
menyelesaikan krisis Suriah , yang dijadwalkan 22 Januari, ia berkata:
Rezim telah mengajukan prasyarat pada konferensi Jenewa bahwa ia tidak akan menyerahkan kekuasaan.
Jadi mengapa kami harus pergi ke sana ? Siapa yang a
kan pergi ke sana ? bernegosiasi untuk apa ?
Dengan kuasa atau kekuasaan orang pergi untuk bernegosiasi ?
Beliau melanjutkan :
"Kami melihat Jenewa sebagai alat manipulasi untuk menggagalkan
revolusi Suriah jauh dari sasaran dan tujuannya …. apa pun yang datang
dari itu (konferensi Jenewa), mengikat hanya pada Koalisi Nasional
Suriah (kubu sekuler). Sejauh ini kami akan fokus, kami akan melanjutkan
revolusi sampai kami bisa mengembalikan hak-hak kami dan martabat
kami."
Aboud mengecam pembunuhan terhadap warga yang tak bersalah dalam
konflik, mengatakan "Ahrar Syam hanya menargetkan lembaga rezim yang
menindas : Tentara, pasukan keamanan (polisi), tentara bayaran yang
berasal dari sekutu rezim seperti Iran dan Hizbullat "
Amir Ahrar Syam mengatakan pasukannya tidak menerima senjata dari
Negara di luar Suriah, meskipun ia mengatakan ada "pendonor swasta" yang
telah memberikan bantuan.
Untuk Video Trainingnya Download Disini:
